Senin, 14 April 2008

edisi 25

Tangis Dalam Doa Dan Zikir

Belum lagi kering airmata kami,
berhamburannya rosario Flores diterjang badai
dan luka cuka menganga tsunami dan
bombom teroris memporakporandakan Bali
hangus hati kami jadi bara, bengis lahar merapi
tak hentihenti bencana di negeri ini
Airmata mana lagi yang kami alir karena
laut airmata telah menjadi samudera
Duh, Yogyaku, Yogyaku, Yogyaku kau kah
kini sekarat dan meregang nyawa
aku tak percaya,
Jika ini adalah cobaan bagi kami, ya Rabbi
tunjukkan keagunganmu dan kasihsayangmu
pintaku kembalikan Yogyaku dan kuserahkan diriku
padamu untuk penggantinya
karena yang menjadikan bencana ini akulah yang berbuat dosa
Akulah yang mengotori kesucian Indonesiaku yang tercinta ini
Indonesiaku jadi bergelumang maksiat di manamana
Indonesiaku jadi bergelumang korupsi di manamana
Indonesiaku jadi begelumang persetruan politik di
manamana
Indonesiaku jadi begelumang ajang ambisi kekuasaan di manamana
Indonesiaku tak pernah bernapas lapang karena dijejali
janjijanji bibir bisabermadu
Indonesiaku yang kurus dan melarat oleh sembiluduka
Oh Yogyaku yang malang
Oh Yogyaku, Yogyaku, bernapaslah
Oh Yogyaku, Yogyaku, bangunlah
Oh Raudalku, Wahidaku, Sautku, Handoyoku, Itaku, Katrinku dan sahabatsahabatku lainnya terpelanting di Ngadinegaran basah kuyup oleh hujan tangis dan sayatan jerit memilu dalam gemuruh bumi yang bergoncang
dengan hati yang tercabikcabik
mengangkat mayatmayat dari reruntuhan dan timbunan tanah dan lumpur
dan menulis puisi hatinurani seluruh risalah malang
dan nestapa di batubatu yang bergelindingan di jantung Yogya
Dengarlah bagaimana bahana membelah angkasa
Orangorang tak punya lagi rumah menatap langit yang luka berdarah di tengahtengah padang reruntuhan dan
puingpuing berserakan dan rataptangis kehilangan
sanakkeluarga di penampungan yang tak pasti dan tak tahu lagi asalusulnya, negeri apa
Dengarlah bahana merobek cakrawala
Lapar lapar lapar
Haus haus haus
Subhanallah, kami dengar suarasuara itu adalah sobekan hatinurani kami sendiri
Subhanallah, mayatmayat yang berserakan itu adalah tulangbelulang kami sendiri
Ya Rabbi, kami sujud di kakimu
Tangantangan kami menadah, mengetuk pintumu
dengan hati yang gemetar
memohon ampun atas segala dosadosa
Kami sujud di kakimu, kembalikan Yogya kami
Ya Rabbi, kami seru namamu tak hentihenti
di ruasruas jaritangan kami yang berdarah
zikir anak adam yang merebut hatimu,
Yogyaku Yogyaku Yogyaku

Ya Rabbi, kami sujud di kakimu
Tangantangan kami menadah, mengetuk pintumu
dengan hati yang gemetar
memohon ampun atas segala dosadosa
Kami sujud di kakimu, kembalikan Yogya kami
Ya Rabbi, kami seru namamu tak hentihenti
di ruasruas jaritangan kami yang berdarah
zikir anak adam yang merebut hatimu,
Yogyaku Yogyaku Yogyaku

Banjarbaru, 2006

Tidak ada komentar: