Di Kolam Garden City Waktu Pagi
: buat Azizah
Tidak beriak
Tidak berambul
Tidak bergelegak tidak
Aku yamg menyelam kataku
Cahaya pagi bercekikikan di atap apartement
berlelehan ke setiap tingkat
Kemana darahku
Tidak mengalir lagi
Mengalir ke dalam jiwa kasihku
Aku air
yang memancar dari sumber kesejukan
Aku ikan
yang berenang dalam pengembaraan rindu
Akulah kolam
kataku
Lihat siapa yang gemerlap
dalam busabusa cinta
Kembang serojakah ?
Kau adalah aku
kau berbisik
Kita yang menghirup harumnya
Cahaya pagi
Bandaraya Melaka, 2004
Apa Yang Kau Renungkan Norsitah
Hujan begitu tibatiba menderas
Jalanjalan menjerit atap rumah sembilu
Langit jelaga
Danau Kota pun seperti kehilangan semangat
Kau seperti tiada hirau dan mematung di kaca jendela
padahal kaca itu telah mengabur kena tempias
Apa yang kau renungkan Norsitah
Ketika hujan mulai usai
Norsitah tiada lagi di situ
Hanya ada goresan jari di kaca :
Wahai hujan mengapa begitu tega
kau hapus sebuah nama yang tertulis
di lembaran hatiku padahal aku menghapalnya
bahkan hurufhurufnya tereja dalam igauanku
Danau Kota terbatabata belajar mengeja
bayanganku yang semakin mengabur jua
Kualalumpur, 2004
Azizah Di Mahkota Parade
Selendang warna fajar menyingsing
bergayut di jenjang lehermu
Tahutahu kenapa gerangan aku tak kuasa
membalas pantunnya
duhai sesungguhnya aku sudah siap merangkainya
Manakala angin membawa harum
kembang goyang di sanggulnya
Wahai aku teringat Azizah
Ketika aku menulis sebuah nama
dalam tidurku, kau berpesan :
Ingatkan nanti kita kan berjumpa
di Mahkota Parade berbalas pantun
Seusai burung dara itu terbang jauh ke awanawan
Hanya meninggalkan bisikan
Aku tiada pernah jumpa lagi dengan Azizah
Namun aku masih menulis
sebuah nama dalam kenangan
Bandaraya Melaka, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar