Senin, 14 April 2008

edisi 18

Di Kolam Garden City Waktu Pagi
: buat Azizah

Tidak beriak
Tidak berambul
Tidak bergelegak tidak
Aku yamg menyelam kataku
Cahaya pagi bercekikikan di atap apartement
berlelehan ke setiap tingkat

Kemana darahku
Tidak mengalir lagi
Mengalir ke dalam jiwa kasihku
Aku air
yang memancar dari sumber kesejukan
Aku ikan
yang berenang dalam pengembaraan rindu
Akulah kolam
kataku
Lihat siapa yang gemerlap
dalam busabusa cinta
Kembang serojakah ?
Kau adalah aku
kau berbisik
Kita yang menghirup harumnya
Cahaya pagi

Bandaraya Melaka, 2004


Apa Yang Kau Renungkan Norsitah

Hujan begitu tibatiba menderas
Jalanjalan menjerit atap rumah sembilu
Langit jelaga
Danau Kota pun seperti kehilangan semangat

Kau seperti tiada hirau dan mematung di kaca jendela
padahal kaca itu telah mengabur kena tempias
Apa yang kau renungkan Norsitah

Ketika hujan mulai usai
Norsitah tiada lagi di situ
Hanya ada goresan jari di kaca :
Wahai hujan mengapa begitu tega
kau hapus sebuah nama yang tertulis
di lembaran hatiku padahal aku menghapalnya
bahkan hurufhurufnya tereja dalam igauanku

Danau Kota terbatabata belajar mengeja
bayanganku yang semakin mengabur jua

Kualalumpur, 2004


Azizah Di Mahkota Parade

Selendang warna fajar menyingsing
bergayut di jenjang lehermu
Tahutahu kenapa gerangan aku tak kuasa
membalas pantunnya
duhai sesungguhnya aku sudah siap merangkainya

Manakala angin membawa harum
kembang goyang di sanggulnya
Wahai aku teringat Azizah

Ketika aku menulis sebuah nama
dalam tidurku, kau berpesan :
Ingatkan nanti kita kan berjumpa
di Mahkota Parade berbalas pantun

Seusai burung dara itu terbang jauh ke awanawan
Hanya meninggalkan bisikan
Aku tiada pernah jumpa lagi dengan Azizah
Namun aku masih menulis
sebuah nama dalam kenangan

Bandaraya Melaka, 2004

Tidak ada komentar: