Senin, 14 April 2008

edisi 9

Jalan Betapa Lengang

Habis sudah dendamnya
Kelewat dendam
Dan bersumpah
Suatu kali telunjuknya ke cakrawala
Bibir agak bergetar mungkin
Ada sesuatu tak terucapkan
Bermata sayu
Kosong

Jalan betapa lengang

Matahari kehilangan warna di cakrawala
Langit kehilangan warna di cakrawala
Sungai kehilangan warna di cakrawala
Pelangi kehilangan warna di cakrawala
Bulan bintangbintang kehilangan warna di cakrawala
Pesawangan kehilangan warna di cakrawala
Cakrawala kehilangan siapa

Jalan betapa lengang

Angin tak berkata apaapa
Ada seseorang mati
Di atas dedaunan kehidupannya
Yang luruh

Banjarbaru, 2000


As One of the Song, Mamimeca

Tatapan apa matahari bakal tenggelam
Riwayat berabadabad jauh di dasar laut
Dari koloni larva bintang
Aku tahu betapa letih wajahmu
Dalam gugusan maha kelam
May soul stay in the wind, Mami

Sepanjang semenanjung berembus
Lebur dalam tubuhmu
Don’t give me your wave
Aku berlari di tengah pasir
dan mengunyah semaksemak ganggang
Di tengah rapat matamu : Please come in
Lalu kupintal rambut kita perak

Lalu kubaringkan tubuh kita di pasir
Beralas serbukserbuk ganggang
Kutulis bibirmu dari langit berawan
Entah apa aku kenal musim hampir tujuh puluh
musim purba ketika berlabuh
Ketika kau berkata : No, I prefer to the sea

Entah apa
Aku jadi segumpal ruh di buihbuih
Sure, I am is the nearest harbour
Kau berkata lagi : You are is My

Kupetik bunga laut
Kupetikan yang tumbuh di rahimmu
Agar gemawan perlahan turun
Agar abadi segala rindudendam
I see :We are far away from here
Di matamu ada cincin di jari
Membalikbalik lembar usia
Menyisir lidah pantai
Menyisir karangkarang laut

Adalah ujung penghabisan senjakala
Kita terbakar dan hangus
dalam bayangbayang


Banjarbaru,2004

Tidak ada komentar: